BUNGA
(FLOS)
Bagian
utama pada tumbuhan adalah akar, batang dan daun. Selain 3 bagian tersebut, ada
suatu bagian yang merupakan modifikasi dari batang dan daun. Bagian tersebut
adalah bunga (flos).
A. Jumlah Bunga dan
Tata Letaknya pada Suatu Tumbuhan
Berdasarkan jumlah bunga yang dihasilkannya, tumbuhan
dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
1.
Tumbuhan
berbunga tunggal (planta uniflora),
yaitu tumbuhan yang hanya menghasilkan satu bunga saja pada satu tangkai,
biasanya terdapat pada ujung batang.
2.
Tumbuhan berbunga
banyak (planta multiflora), yaitu
tumbuhan yang hanya menghasilkan lebih dari satu bunga dalam satu ibu tangkai
bunga. Sebagian bunga terdapat dalam ketiak-ketiak daun dan sebagian pada ujung
batang atau cabang-cabang.
Menurut tempatnya pada tumbuhan, kita dapat membedakan :
1.
Bunga pada ujung
batang (flos terminalis), misalnya
kembang merak (Caesalpinia pulcherrima Swartz.)
2.
Bunga di ketiak
daun (flos lateralis atau flos axillaris), misalnya kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis)
B. Bunga Majemuk (Anthotaxis, Inflorescentia)
1.
Bagian-bagian
pada bunga majemuk
a. Bagian-bagian
yang bersifat seperti batang atau cabang, antara lain :
1) Ibu
tangkai bunga (pedunculus), yaitu lanjutan
batang atau cabang yang mendukung bunga majemuk.
2) Tangkai
bunga (pedicellus), yaitu cabang ibu
tangkai yang mendukung bunganya.
3) Dasar
bunga (receptaculum), yaitu ujung
tangkai bunga yang mendukung bagian-bagian bunga lainnya.
b. Bagian-bagian
yang bersifat seperti daun, antara lain :
1) Daun-daun
pelindung (bractea)
2) Daun
tangkai (bracteola)
3) Seludang
bunga (spatha)
4) Daun-daun
pembalut (bractea involucralis)
5) Kelopak
tambahan (epicalyx)
6) Daun-daun
kelopak (sepalae)
7) Daun-daun
mahkota atau daun tajuk (petalae)
8) Daun-daun
tenda bunga (tepalae)
9) Benang-benang
sari (stamina)
10) Daun-daun
buah (carpella)
2.
Macam-macam
bunga majemuk
a. Bunga majemuk
tak terbatas (inflorescentia racemosa,
inflorescentia botryoides atau inflorescentia
centripetala)
Bunga majemuk tak berbatas dapat dibedakan lagi menjadi :
1).
Ibu tangkainya
tidak bercabang-cabang, sehingga bunga (bertangkai atau tidak) langsung
terdapat pada ibu tangkainya.
a)
Tandan
(racemus atau botrys), yaitu jika suatu bunga bertangkai nyata dan duduk pada ibu
tangkainya. Misalnya kembang merak (Caesalpinia
pulcherrima Swartz.)
b)
Bulir
(spica), yaitu bunga yang tidak
bertangkai dan langsung duduk pada ibu tangkai bunga. Misalnya bunga jantan
jagung (Zea mays L.)
c)
Untai
atau bunga lada (amentum), yaitu bunga yang seperti
bulir, tetapi ibu tangkai hanya mendukung bunga berkelamin tunggal. Misalnya
paa sirih (Piper betle L.)
d)
Tongkol
(spadix),
yaitu seperti bulir, tetapi ibu tangkai lebih besar, tebal dan berdaging.
Misalnya pada bunga betina jagung (Zea
mays L.)
e)
Bunga
payung (umbella),
yaitu pada ibu tangkainya mengeluarkan cabang-cabang yang sama panjang.
Misalnya pada daun kaki kuda (Centella
asiatica Urb.)
f)
Bunga
cawan (corymbus atau
anthodium), yaitu ujung ibu tangkainya melebar dan
merata, sehingga menyerupai bentuk cawan. Pada umumnya, bunga cawan dibagi
menjadi dua macam bunga, yaitu :
-
Bunga
pita,
yaitu bunga mandul yang terdapat di sepankang tepi cawan.
- Bunga
tabung, yaitu bunga-bunga yang terdapat di atas cawan (flos disci), merupakan bagian bunga yang
subur karena dapat menghasilkan buah.
Contoh bunga cawan
dengan bagian-bagian yang lengkap adalah bunga matahari (Heliantus annuus L.).
g)
Bunga
bongkol (capitulum),
bentuknya menyerupai bunga cawan, tetapi ujung ibu tangkainya membesar,
sehingga bunga majemuk seluruhnya nampak seperti bola. Contoh bunga putri malu
(Mimosa pudica L.)
h)
Bunga
periuk (hypanthodium),
dibedakan menjadi 2 bentuk :
-
Ujung ibu
tangkai menebal, berdaging, bentuknya seperti gada, bunganya meliputi seluruh
bagian yang menebal. Misalnya pada nangka (Artocarpus
integra Merr.)
2).
Ibu tangkai
bercabang-cabang dan cabang-cabangnya dapat bercabang lagi, sehingga
bunga-bunga tidak terdapat pada ibu tangkainya.
a)
Malai
(panicula), yaitu pada ibu tangkainya
mengadakan percabangan secara monopodial, demikian juga dengan
cabang-cabangnya. Malai disebut juga tandan majemuk, yang biasanya keseluruhan
bunganya menyerupai kerucut atau limas. Misalnya pada bunga mangga (Mangifera indica L.).
b)
Malai
rata
(corymbus ramosus), yaitu pada ibu
tangkai yang mengadakan percabangan, tetapi bunga majemuk dalam ibu tangkai ini
terdapat pada suatu bidang datar atau agak melengkung. Misalnya bunga soka (Ixora grandiflora Zoll. Et Mor.)
c)
Bunga
payung majemuk (umbella
composita), yaitu suatu bunga payung yang bersusun. Misalnya pada wortel (Daucus carota L.)
d) Bunga tongkol
majemuk, yaitu bunga tongkol yang ibu tangkainya
bercabang-cabang dan masing-masing cabang memiliki susunan seperti tongkol
pula. Misalnya pada kelapa (Cocos
nucifera L.)
e) Bulir majemuk, yaitu
ibu tangkai bunga yang bercabang dan masing-masing cabang mendukung bunga dengan
susunan seperti bulir. Misalnya bunga jantan jagung (Zea mays L.)
b. Bunga majemuk
berbatas (inflorescentia cymosa atau inflorescentia centrifuga, inflorescentia definita)
Bunga majemuk tak berbatas dapat dibedakan lagi menjadi :
1). Anak
payung menggarpu (dichasium),
yaitu pada bagian ibu tangkai terdapat satu bunga, dibawahya terdapat dua
cabang yang sama panjang. Misalnya bunga melati (Jasminum sambac Ait.)
2). Bunga
tangga atau bunga bercabang seling
(cincinnus), yaitu bunga majemuk yang
ibu tangkainya bercabang dan cabangnya bercabang lagi, yang arahnya ke kiri dan
ke kanan. Misalnya pada buntut tikus (Heliotropium
indicum L.)
3). Bunga
sekerup (bostryx), seperti pada
bunga tangga, tetapi cabangnya berturut-turut membentuk sudut sebesar 90o,
sehingga arah percabangan seperti gerakan sekerup atau spiral. Misalnya pada
bunga kenari (Canarium commune L.)
4). Bunga
sabit (drepanium), seperti bunga
sekerup tetapi semua percabangan terletak pada satu bidang, hingga bunga
seluruhnya menampakkan bentuk seperti sabit. Misalya pada tumbuhan suku Juncaceae.
5). Bunga
kipas (rhipidium), seperti bunga
tangga, semua percabangan terletak pada satu bidan dan cabang tidak sama
panjang. Terdapat pada tumbuhan suku Iridaceae.
c. Bunga majemuk
campuran (inflorescentia mixta)
Yaitu suatu bunga majemuk yang
merupakan campuran antara sifat-sifat bunga majemuk berbatas dengan tidak
berbatas.
d. Lain-lain tipe
bunga majemuk
1).
Gubahan semu
atau karanga semu (verticillaster)
2).
Lembing (anthela)
3).
Tukal (glomerulus)
4).
Berkas (fasciculus)
C. Bagian-Bagian
Bunga
Bunga pada umumnya
mempunyai bagian-bagian berikut :
1. Tangkai bunga (pedicellus), yaitu bagian buga yang masih
jelas bersifat batang.
2. Dasar bunga (receptaculum), yaitu ujung tangkai yang seringkali melebar dengan ruas-ruas yang
sangat pendek, sehingga daun-daun yang telah mengalami metamorfosis menjadi
bagian-bagian bunga yang duduk rapat satu sama lain, biasanya tampak duduk
dalam satu lingkaran.
3. Hiasan bunga (perianthium), yaitu bagian bunga yang
merupakan modifikasi daun berbentuk lembaran, dengan tulang-tulang yang masih
terlihat jelas. Hiasan bunga dibedakan menjadi dua bagian yang tersusun dalam
dua lingkaran, yaitu :
a.
Kelopak
(calyx), yaitu hiasan bunga yang
merupakan lingkaran luar, sewaktu bunga masih kuncup, kelopak menyelubungi
bunga. Kelopak terdiri dari beberapa daun
kelopak (sepala).
b.
Tajuk
bunga atau mahkota bunga (corolla), yaitu bagian hiasan bunga yag terdapat pada lingkaran
dalam, biasana berwarna cerah (tiak berwarna hijau). Mahkota terdiri dari
sejumlah daun mahkota (petala).
Pada beberapa bunga,
seringkali ditemukan tidak memiliki hiasan bunga, yang disebut bunga telanjang
(flos nudus) atau hiasan bunga tidak
dapat dibedakan antara kelopak dengan mahkotanya yang disebut dengan tenda
bunga (perigonium). Tenda bunga
terdiri dari sejumlah daun tenda bunga (tepala).
4. Alat-alat
kelamin jantan (androecium),
merupakan bagian bunga yang menghasilkan serbuk sari.
5. Alat-alat kelamin
betina (gynaecium),
merupakan bagian bunga yang disebut juga putik (pistillum)
D. Kelamin Bunga
Berdasarkan alat-alat kelamin yang terdapat pada
masing-masing bunga, dapat dibedakan :
1.
Bunga banci atau
berkelamin dua (hermaphroditus)
2.
Bunga berkelamin
tunggal (unisexualis)
a.
Bunga jantan (flos masculus)
b.
Bunga betina (flos femineus)
3.
Bunga mandul
atau tidak berkelamin
Berdasarkan jumlah kelamin bunga yang
terdapat pada suatu tumbuhan, dapat dibedakan tumbuhan yang :
1.
Berumah satu (monoecus)
2.
Berumah dua (dioecus)
3.
Poligam (polygamus)
E. Susunan Bunga
Bagian-bagian bunga yang merupakan metamorfosis daun
(kelopak, mahkota, benang sari dan daun buah), dapat dijumpai dalam susunan
yang berbeda-beda, yaitu :
1.
Terpencar, tersebar,
atau menurut suatu spiral (acyclis)
2.
Berkarang,
melingkar (cyclis)
3.
Campuran (hemicyclis)
F. Simetri Bunga
1. Asimetris
atau tidak simetris
2. Setangkup
tunggal (monosimetris atau zimomorphus)
3. Setangkup
menurut dua bidang (bilateral simetris atau
disimetris)
4. Beraturan
atau bersimetri banyak (polysimetris,
regularis, atau actinomorphus)
G. Letak Daun-daun
dalam Kuncup
1. Pelipatan
daun-daun itu dalam kuncup (vernatio)
a. Rata
(vernatio plana)
b. Terlipat
ke dalam sepanjang ibu tulangnya (terlipat ke arah adaxial), (vernatio conduplicata atau vernatio duplicata)
c. Terlipat
sepanjang tulang-tulang cabangnya (vernatio
plicata)
d. Terlipat
tidak beraturan (vernatio corrugativa)
e. Tergulung
ke dalam menurut poros bujur (vernatio
involuta)
f. Tergulung
ke luar menurut poros bujur (vernatio
revoluta)
g. Tergulung
ke satu arah menurut poros bujur (vernatio
convoluta)
h. Tergulung
ke dalam menurut poros lintang (vernatio
circinatim involuta)
i.
Tergulung ke
luar menurut poros lintang (vernatio
circinatim revoluta)
j.
Terlipat ke
bawah dan ke dalam (vernatio inclinata)
k. Terlipat
menurut poros lintang ke luar (vernatio
reclinata)
2. Letak
daun-daun dalam kuncup terhadap daun-daun lainnya (asetivatio)
a. Terbuka
(aperta)
b. Berkatup
(valvata)
c. Berkatup
dengan tepi melipat ke dalam (induplicativa)
d. Berkatup
dengan tepi melipat ke luar (reduplicativa)
e. Menyirap
(imbricata)
H. Dasar Bunga (Receptaculum atau Torus)
Dasar
bunga sering memperlihatkan bagian-bagian yang khusus mendukung satu bagian
bunga atau lebih dan bergantung pada bagian bunga yang didukungnya, bagian
dasar bunga tadi diberi nama yang berbeda-beda.
1. Pendukung
tajuk bunga atau antofor (anthophorum)
2. Pendukung benang sari atau androfor (androphorum)
3. Pendukung
putik atau ginofor (gynophorum)
4. Pendukung
benang sari dan putik atau androginofor (androgynophorum)
5. Cakram
(discus)
I.
Bentuk
Dasar Bunga
1. Rata
2. Menyerupai
kerucut
3. Seperti
cawan
4. Bentuk
mangkuk
Berdasarkan
letak hiasan bunga pada terhadap duduknya bakal buah, bunga dibedakan menjadi 3
golongan, yaitu :
1. Hipogin
(hypogynus)
2. Perigin
(perigynus)
3. Epigin
(epigynus)
J.
Kelopak
(Calyx)
Kelopak (calyx)
merupakan daun-daun hiasan bunga yang merupakan lingkaran luar dan biasanya
berwarna hijau, lebih kecil dan lebih kasar daripada hiasan bunga yang sebelah
dalam.
Kelopak tersusun atas daun kelopak (sepala). Pada bunga, daun-daun kelopak mempunyai sifat yang
berbeda-beda, antara lain :
1.
Berlekatan (gamosepalus)
Menurut banyak
sedikitnya bagian yang berlekatan, dibedakan atas :
a.
Berbagi (partitus)
b.
Bercangap (fissus)
c.
Berlekuk (lobatus)
2.
Lepas atau bebas
(polysepalus)
Menurut simetrinya, kelopak dapat dibedakan menjadi :
1.
Beraturan atau
aktinomorf (regularis, antinomorphus)
2.
Setangkup
tunggal atau zigomorf (zygomorphus)
K. Tajuk Bunga atau
Mahkota Bunga (corolla)
Tajuk bunga atau mahkota bunga merupakan hiasan bunga
yang terdapat di sebelah dalam kelopak, umumnya lebih besar, dengan warna yang
indah, menarik, bentuk susunan yang bagus, memiliki bau yang harum (ada pula
yang tidak berbau).
Bagian-bagian tajuk bunga dinamakan daun tajuk atau daun
mahkota (petala). Daun mahkota
memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
1.
Berlekatan (sympetalus,
gamopetalus, atau monopetalus)
2.
Lepas atas bebas
(choripetalus, dialypetalus, atau polypetalus).
3.
Daun-dan tajuk
tidak ada atau sangat kecil sehingga sama sekali tidak menarik perhatian
1.
Beraturan (regularis)
a.
Bintang (rotatus atau stellatus)
b.
Tabung (tubulosus)
c.
Terompet (hypocrateriformis)
d.
Mangkuk atau
buyung (urceolatus)
e.
Corong (infundibuliformis)
f.
Lonceng (campanulatus)
2.
Setangkup
tunggal, bersimetri satu atau monosimetri (zigomorphus)
a.
Bertaji (calcaratus)
b.
Berbibir (labiatus)
c.
Seperti
kupu-kupu (papilionaceus)
d.
Bertopeng atau
berkedok (personatus)
e.
Berbentuk pita (ligulatus)
L. Tenda Bunga (perigonium)
Tenda bunga (perigonium)
adalah bagian hiasan bunga yang tidak dapat dibedakan antara kelopak dengan
tajuknya, baik bentuk maupun warnanya. Bagian-bagian yang menyusun tenda bunga
dinamakan daun tenda bunga (tepala),
yang menurut bentuk dan warnanya dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
1.
Serupa kelopak (calycinus)
2.
Serupa tajuk (corollinus)
Daun tenda bunga berdasarkan susunannya, terbagi menjadi
2, yaitu :
1.
Berlekatan (gamophyllus)
2.
Lepas atau bebas
(pleiophyllus)
M. Benang Sari (stamen)
Benang sari merupakan alat kelamin jantan pada tumbuhan.
Benang sari dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu :
1.
Tangkai sari (filamentum)
2.
Kepala sari (anthera)
3.
Penghubung ruang
sari (connectivum)
Berdasarkan duduknya pada suatu tumbuhan, benang sari
dibedakan menjadi 3, yaitu :
1.
Benang sari
jelas duduk pada dasar bunga
2.
Benang sari
tampak seperti duduk di atas kelopak
3.
Benang sari
tampak duduk di atas tajuk bunga
Menurut jumlah benang sari pada bunga, dibedakan menjadi
3 yaitu :
1.
Benang sari
banyak
2.
Jumlah benang
sari 2 x lipat jumlah daun tajuknya
3.
Benang sari sama
banyak dengan daun tajuk atau kurang
N. Tangkai Sari (filamentum)
Berdasarkan jumlah berkas tempat perlekatan benang sari,
benang sari dibedakan menjadi 3, yaitu :
1.
Benang sari
berberkas satu atau bertukal satu (monadelphus)
2.
Benang sari
berberkas dua atau bertukal dua (diadelphus)
3.
Benang sari
berberkas banyak atau bertukal banyak
O. Kepala Sari (anthera)
Kepala sari (anthera) adalah bagian benang sari yang
terdapat pada ujung tangkai sari. Berdasarkan duduknya kepala sari pada
tangkainya, kepala sari dapat di bedakan menjadi 3 macam,yaitu :
1.
Tegak (innatus atau basifixus)
2.
Menempel (adnatus)
3.
Bergoyang (versatilis)
Berdasarkan cara membukanya serbuk sari, serbuk sari
dibedakan menjadi 4, yaitu :
1.
Dengan celah
membujur (longitudinaliter dehiscens)
2.
Dengan celah
melintang (transversaliter dehiscens)
3.
Dengan sebuah
liang pada ujung atau pangkal kepala sari (poris
dehiscens)
4.
Dengan kelep
atau katup-katup (valvis dehiscens)
P. Putik (pistillum)
Putik merupakan bagian bunga yang paling dalam letaknya
dan merupakan alat kelamin betina pada bunga. Putik tersusun atas daun-daun
yang telah mengalami metamorfosis, yang disebut daun buah (carpellum).
Menurut banyaknya daun buah yang menyusun sebuah putik,
putik dibedakan menjadi :
1.
Putik tunggal (simplex)
2.
Putik majemuk (compositus)
Pada putik, dibedakan bagian-bagian berikut :
1.
Bakal buah (ovarium)
2.
Tangkai kepala
putik (stylus)
3.
Kepala putik (stigma)
Q. Bakal Buah (ovarium)
Bakal buah adalah bagian putik yang membesar, terdapat di
tengah-tengah dasar bunga dan merupakan tempat calon biji atau bakal biji (ovulum).
Menurut letaknya terhadap dasar bunga, bakal buah
dibedakan menjadi :
1.
Bakal buah menumpang (superus)
2.
Bakal buah setengah tenggelam (hemi inferus)
3.
Bakal buah tenggelam (inferus)
Berdasarkan jumlah ruang yang terdapat dalam suatu bakal
buah, bakal buah dapat dibedakan menjadi :
1.
Bakal buah
beruang satu (unilocularis)
2.
Bakal buah
beruang dua (bilocularis)
3.
Bakal buah
beruang tiga (trilocularis)
4.
Bakal buah
beruang banyak (multilocularis)
Jika dalam bakal buah terdapat lebih dari satu ruang,
maka bakal buah itu akan mempunyai sekat-sekat atau dinding pemisah, yang
menyebabkan bakal buah terbagi dalam ruang-ruang tadi. Sekat-sekat tersebut
dapat dibedakan menjadi :
1.
Sekat yang
sempurna (septum completus)
a.
Sekat asli (septum)
b.
Sekat semu (septum spurius)
2.
Sekat yang tidak
sempurna (septum incompletus)
R. Tembuni (placenta)
Tembuni (placenta)
adalah bagian bakal buah yang menjadi pendukung bakal biji atau menjadi tempat
duduknya bakal-bakal biji. Menurut letaknya, tembuni dibedakan menjadi :
1.
Marginal (marginalis), bila letaknya pada tepi
daun buah.
2.
Laminal (laminalis), bila letaknya pada helaian
daun buahnya.
Untuk bakal buah yang hanya terdiri atas satu ruang, maka
kemungkinan letak tembuninya adalah :
1.
Parietal (parietalis), yaitu pada dinding
bakal-bakal buah, yang menurut letaknya pada daun buah, dibedakan lagi menjadi
:
a.
Pada dinding di
tepi daun buah (parietalis-marginalis)
b.
Pada dinding di
helaian daun buah (parietalis-laminalis)
2.
Sentral (centralis atau axilis), yaitu di pusat atau di poros. Biasanya berbentuk silinder dengan
bakal-bakal bijinya menghadap ke arah dinding dan bakal buah (pada bakal buah
beruang satu).
3.
Aksilar (axillaris), yaitu di sudut tengah.
S.
Bakal
Biji (ovulum)
Bagian dari bakal biji adalah :
1.
Kulit bakal biji
(integumentum)
2.
Badan bakal biji
atau nuselus (nucellus)
3.
Kandung lembaga
(saccus embryonalis)
4.
Liang bakal biji
(micropyle)
5.
Tali
pusar (funiculus)
Menurut letaknya bakal biji pada tembuni, dapat dibedakn
menjadi :
1.
Tegak (atropus)
2.
Menggangguk (anatropus)
3.
Bengkok (campylotropus)
4.
Setengah
mengangguk (hemitropus, hemianatropus)
5.
Melipat (camptotropus)
T. Tangkai Kepala
Putik (stylus)
Tangkai kepala putik merupakan bagian putik yang biasanya
berbentuk benang dan merupakan lanjutan bakal buah, mempunyai saluran tangkai
kepala putik (canalis stylinus) atau
tidak. Tangkai putik pada umumnya berukuran lebih besar daripada tangkai sari.
Tangkai kepala putik ada yang bercabang, ada pula yang
tidak. Jika bercabang, tiap ujung cabang tangkai kepala putik itu mendukung
satu kepala putik. Jadi pada tangkai kepala putik yang bercabang, terdapat lebih
banyak kepala putik daripada tangkai kepala putiknya.
U. Kepala Putik (stigma)
Kepala putik adalah bagian putik yang terdapat pada ujung
tangkai kepala putik. Kepala putik berguna untuk menangkap serbuk sari, jadi
mempunyai peranan penting dalam penyerbukan.
Menurut cara penyerbukannya pada bunga, bentuk kepala
putik dibedakan menjadi :
1.
Seperti benang,
misalnya pada bunga jagung (Zea mays L.)
2.
Seperti bulu
ayam, pada bunga padi (Oriza sativa L.)
3.
Seperti
bulu-bulu, misalnya pada bunga kecipir (Psophocarpus
tetragonolobus D.C.)
4.
Bulat, misalnya
pada bunga jeruk (Citrus sp.)
5.
Seperti bibir,
seperti cawan, serupa daun mahkota, dst.
V. Kelenjar Madu (nectarium)
Madu (nectar)
yang dihasilkan oleh beberapa jenis bunga, berfungsi menarik perhatian binatang
(serangga atau burung) yang dapat menjadi perantara dalam proses penyerbukan.
Madu yang terdapat pada bunga, dihasilkan oleh kelenjar
madu (nectarium). Kelenjar madu
merupakan metamorfosis dari salah satu bagian bunga yang dapat berasal dari :
1.
Daun mahkota
2.
Benang sari
3.
Bagian-bagian
lain pada bunga
W. Penyerbukan (Pollinatio) dan Pembuahan (Fertilisatio)
Penyerbukan adalah jatuhnya serbuk sari di kepala putik
(tumbuhan biji tertutup) atau jatuhnya serbuk sari langsung pada bakal biji
(tumbuhan biji terbuka). Sedangkan pembuahan adalah menyatu dan meleburnya sel
telur yang terdapat dalam kandung lembaga di dalam bakal biji dengan satu inti
yang berasal dari serbuk sari.
Peyerbukan dapat dibedakan menjadi 4 macam, yaitu :
1. Penyerbukan
sendiri (autogamy),
yaitu jika serbuk sari yang jatuh di kepala putik berasal dari bunga itu
sendiri.
2. Penyerbukan
tetangga (geitonogamy),
yaitu jika serbuk sari yang jatuh di kepala putik berasal dari bunga lain pada
tumbuhan itu juga.
3. Penyerbukan
silang (allogamy,
xenogamy), yaitu jika serbuk sari berasal dari bunga pada tumbuhan lain,
tetapi masih tergolong dalam jenis yang sama.
4. Penyerbukan
bastar (hybridogamy),
yaitu jika serbuk sari berasal dari bunga pada tumbuhan lain yang berbeda
jenisnya.
Menurut
perantara yang menyebabkan terjadi penyerbukan, penyerbukan dapat dibedakan
menjadi beberapa macam :
1. Penyerbukan
dengan perantara angin (anaemophyly,
anemogamy)
2. Penyerbukan
dengan perantara air (hydrophyly,
hydrogamy)
3. Penyerbukan
dengan perantara binatang (zoidiophyly, zoidiogamy)
X.
Diagram
Bunga
Diagram bunga adalah suatu gambr
proyeksi pada bidang datar dari semua bagian bunga yang dipotong melintang.
Jadi pada diagram itu digambarkan penampang melintang daun-daun kelopak, tajuk
bunga, benang sari dan putik, juga bagian-bagian bunga lainnya jika masih ada.
Untuk membuat diagram bunga, harus
diperhatikan hal-hal berikut :
1.
Letak bunga pada
tumbuhan, yaitu :
a.
Bunga
pada ujung batang atau cabang (flos
terminalis)
b.
Bunga yang
terdapat dalam ketiak daun (flos
axillaris)
2.
Bagian-bagian
bunga yang akan kita buat diagram tadi tersusun dalam beberapa lingkaran.
Setelah menentukan kedua hal
tersebut, mulailah dengan membuat sejumlah lingkaran yang konsentris, sesuai
dengan jumlah lingkaran tempat duduk bagian bunga-bunganya. Kemudian melalui
titik pusat lingkaran, buat garis tegak lurus. Untuk bunga diketiak daun, garis
itu menggambarkan bidang yang dapat dibuat melalui sumbu bunga, sumbu batang
yang mendukung bunga itu, dan tengah-tengah (poros bujur) daun, yang dari
ketiaknya muncul bunga tadi. Bidang ini disebut bidang median. Pada
lingkaran-lingkarannya sendiri berturut-turut dari luar ke dalam digambar
daun-daun kelopak, daun-daun tajuk, benang sari dan penampang melintang bakal
buah, dengan memperhatikan hal-hal berikut :
1.
Berapa jumlah
masing-masing bagian bunga tadi
2.
Bagaimana
susunannya terhadap sesamanya (misalnya daun kelopak yang satu dengan yang
lain), bebas satu sama lain, bersentuhan tepinya, berlekatan, dst.
3.
Bagaimana
susunannya terhadap bagian-bagian bunga yang lain (daun-daun kelopak terhadap
daun-daun tajuk bunga, benang sari dan daun-daun buah penyusun putiknya) :
berhadapan atau berseling bebas atau berlekatan, dst.
4.
Bagaimana letak
bagian-bagian bunga itu terhadap bidang median.
Diagram bunga dapat pula dibedakan menjadi dua macam,
yaitu :
1.
Diagram
empirik, yaitu diagram bunga yang hanya memuat
bagian-bagian bunga yang sesungguhnya.
2.
Diagram teoritik, yaitu
diagram bunga yang selain menggambarkan bagian-bagian bunga yang sesungguhnya,
juga memuat bagian-bagian yang sudah tidak ada lagi, tetapi menurut teori
seharusnya ada.
Y.
Rumus
Bunga
Susunan bunga dapat juga dinyatakan
dengan sebuah rumus yang terdiri atas lambang-lambang, huruf-huruf dan
angka-angka, yang semua itu dapat memberikan gambaran mengenai berbagai sifat
bunga dan bagian-bagiannya.
Dalam rumus bunga, dapat ditunjukkan
hal-hal mengenai 4 bagian pokok bunga, yaitu :
1.
Kelopak (calyx), dinyatakan dengan huruf K
2.
Tajuk atau
mahkoa (corolla), dinyatakan dengan
huruf C
3.
Benang-benang
sari (androecium), dinyatakan dengan
huruf A
4.
Putik (gynaecium), dinyatakan dengan huruf G
Jika pada suatu bunga memiliki kelopak dan mahkota yang
sama, baik bentuk maupun warnanya, maka digunakan huruf P untuk menyatakan
bagian tersebut, yang merupakan singkatan kata dari perigonium (tenda bunga).
Di belakang huruf-huruf tadi, diletakkan angka-angka yang
menunjukkan jumlah masing-masing bagian tadi dan diantara dua bagian bunga yang
digambarkan dengan huruf dan angka, diletakkan koma.
Di depan rumus bagian bunga, hendaknya di tambahkan
simetri yaitu (*) untuk untuk bunga bersimetri banyak, dan tanda (↑) untuk
bunga bersimetri satu. Selain lambang yang menunjukkan jenis kelamin bunga.
Untuk bunga banci dipakai lambang (♀), untuk bunga jantan dipakai lambang (♂),
dan bunga betina dipakai lambang (♀). Untuk menyatakan keadaan antara daun-daun
kelopak, tajuk, dan benang sari (berlekatan atau terpisah), digunakan tanda
kurung untuk mengapit angka. Sedangkan bakal buah, dinyatakan adanya garis
(diatas atau di bawah) angka yang menunjukkan jumlah putik sesuai kedudukannya.
Contoh
rumus bunga berbagai jenis tumbuhan :
1. Suku Palmae (Arecaceae),
misalnya kelapa (Cocos nucifera L.)
♂ K 3, C 3, A
(6), G 0
♀ K 3, C 3, A
0, G (3)
2.
Suku Graminae (Poaceae),
misalnya padi (Oryza sativa L.)
♀ ↑ K 1 + (2),
C 2 + 0, A 3, G 1
3.
Suku Cannaceae, misalnya bunga tasbih (Canna indica Hort.)
♀ K 3, C 3, A
5, G (3)
4.
Suku Orchidaceae, misalnya anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis Bl.)
♀ ↑ P 3 +
3, A 1, G (3)
5.
Suku Liliaceae, misalnya kembang sungsang (Gloriosa superba L)
♀ * P 3 +
3, A 3, G (3)
6.
Suku Papilionaceae, misalnya kembang telang (Clitoria ternatea L.)
♀ ↑ K (5), C
5, A 1 + (9), G 1
7. Suku Maluaceae, misalnya kapas (Gossypium
sp.)
♀ * K (5), C 5, A (¥), G (5)
8.
Suku Bombacaceae, misalnya kapok randu (Ceiba pentandra Gaertn.), durian (Durio zibethinus L.)
♀ * K (5), C
5, A (¥), G (5)
9.
Suku Solanaceae, misalnya kecubung (Datura
metel L.), tembakau (Nicotiana
tabacum L.)
♀ ↑ K (5), C
(5), A (5), G (2)
10.
Suku Cruciferae (Brassicaceae), misalnya lobak (Raphanus sativus L.)
♀ * K 4, C
4, A 2 + 4, G (2)
11.
Suku Nygtaginaceae, misalnya bunga pagi sore (Mirabis jalapa L.)
♀ * K 5, C
(5), A 5, G (5)
0 komentar:
Posting Komentar